Minggu, 04 Mei 2014

TUGAS AKHIR KLS IV SMT.8


Kultur Jaringan


Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
  • Pembuatan media
  • Inisiasi
  • Sterilisasi
  • Multiplikasi
  • Pengakaran
  • Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Kultur dapat didefinisikan sebagai teknik membudidayakan jaringan agar menjadi organisme yang utuh dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas).

Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

Dasar teknik kultur jaringan adalah bahwa sel tanaman mempunyai sifat totipotensi yaitu kemampuan sel untuk tumbuh dan berkembang membentuk tanaman lengkap dalam medium aseptik yangmengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh yang sesuai.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
  1. Pembuatan media.
  2. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
  3. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
  4. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
  5. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
  6. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.

Prinsip Dasar Kultur Jaringan

Kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yang jelas, yaitu :

a. Bahan tanam yang totipotensi
Konsep dasar ini mutlak ada dalam pelaksanaan kegiatan kultur jaringan karena hanya dengan adanya sifat totipotensi ini sel jaringan organ yang digunakan akan mampu tumbuh dan berkembang sesuai arah dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan. Namun, sifat totipotensi lebih besar dimilki oleh bagian yang masih muda dan banyak dijumpai pada daerah meristem. Bahan tanam yang sementara ini digunakan dalam kegiatan kultur jaringan dan sering terbukti dapat tumbuh dan berkembang adalah:
  1. Sel, sel biasanya ditanam dalam bentuk suspensi dengan kepadatan yang telah ditentukan.
  2. Protoplast, biasanya juga ditanam dalam bentuk yang telah ditentukan.
  3. Jaringan meristem, jaringan yang ditanam biasanya dalam bentuk potongan organ yang terdapat pada derah-daerah pertumbuhan.
  4. Kalus, kalus ditanam dalam bentuk massa sel yang belum terdeferensiasi dan biasanya ditanam daam media induksi untuk pertumbuhan kalus.
  5. Organ, bahan yang paling umum dalam kegiatan kultur jaringan.
b. Budidaya yang terkendali
Sifat bahan yang totipotensi saja tidak cukup untuk kesuksesan kegiatan kultur jaringan. Prinsip dasar budidaya yang terkendali ini meliputi :
  1. Keadaan media tempat tumbuh
  2. Lingkungan yang mempengaruhi
  3. Keharusan sterilisasi
Teknik kuljar secara in vitro, beberapa syarat sesuai dengan prinsip dasar kuljar yang harus diketahui antara lain :
  • Memilih eksplan yang baik
  • Untuk mendapatkan eksplan yang baik dan mudah tumbuh, dipilih bagian organ yang masih bersifat meristematik
  • Penggunaan medium yang cocok. Media yang biasa digunakan untuk pembuatan kuljar murni adalah PDA.
  • Keadaan yang aseptik. Keadaan yang aseptik ini meliputi sterilisasi eksplan, media, alat-alat, ruang steril dan ruang kultur (entkas / tempat khusus untuk menanam eksplan ke dalam medium).
  • Pengaturan udara yang baik


Suka Memuat...

Kamis, 27 Februari 2014

TUGAS KKPI KLS 4 SMT.8 , BAYU NUR AFRIAN (7010)

PT. PUTRA TUNAS MEGAH (PTM)
SAMPIT,KALIMANTAN TENGAH

  1. Komoditas perusahaan adalah minyak kelapa sawit.
  2. Penanganan Quality Control di perusahaan yaitu dengan cara pengawasan produk mulai dari hasil panen buah sawit yang benar benar masak sampai menjadi minyak mentah yang siap diolah. Untuk penanganan Q C di PT. PTM yaitu dibagi atas dua bagian, yaitu QC di bagian produksi jadi/ bagian pabrik dan QC di bagian Budidaya/ di kebun . untuk QC di bagian pabrik saya kurang mengetahui karena saya sama sekali tidak mempelajari dan tidak melaksanakan kegiatan praktek industry di bagian tersebut.
    Sedangkan QC di bagian yang ke dua atau di kebun,. QC yang dilakukan di kebun biasanya sering disebut dengan AQC ( Agronomy Quality Control ) yang mengontrol kualitas dari produksi yang dihasilkan oleh tanaman di kebun. Adapun yang dilakukan Quality Check antara lain bagian pembibitan,pemupukan, perawatan dan panen.
  3. Penanganan limbah di perusahaan yaitu limbah kelapa sawit dijadikan kompos atau pupuk organik. Dan kompos tersebut digunnakan untuk memupuk tanaman kelapa sawit.
  4. HRD dan Standar pegawai perusahaan yaitu
Persyaratan jabatan secara garis besar untuk menjadi karyawan di PT PTM
• untuk jabatan mandor,kerani ataupun mantra tanaman, minimal lulusan SMA,SMU/SMK yang sudah di latih dan di training oleh perusahaan selama waktu yang telah di tentukan di TC ( training Centre ), yaitu dengan mengikuti program PAJA atau Pelatihan Ahli Juana Agronomi.
• Untuk jabatan asisten, minimal harus S1 dengan melalui program PAMA. Atau dengan cara mengikuti program PAJA kemudian setelah 3 tahun mengajukan diri untuk mengikuti program training PAMA
• Untuk jabatan kasie, dengan persyaratan yang sama dan mengikuti program training PAMKA
Pada dasarnya pelatihan ini dimaksudkan untuk mencetak tenaga kerja yang handal dan berdisiplin.
Sedangkan kualifikasi untuk menjadi tenaga kerja dalam berbagai jabatan antara lain adalah:
• Asisten Kebun
1. Laki-laki usia maksimal 35 tahun
2. Lulusan S1 Pertanian
3. Pengalaman terakhir di perusahaan perkebunan kelapa sawit min 1 tahun
4. Dapat berkomunikasi dengan baik (Inggris dan Indonesia)
5. Dapat mengoperasikan computer (Ms. Office, terutama Excel)
6. Bersedia di tempatkan di areal perkebunan
• Mandor
1. Laki-Laki Usia min 20 Tahun , Max 27 Tahun
2. Pendidikan minimal SLTA / Sederajat
3. Sehat secara fisik dan mental
4. Berkemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik untuk memimpin team.
5.    Produk hasil olah dan sasaran pemakai
1.    Sasaran pemakai produk hasil olah (minyak kelapa sawit) adalah minyak kelapa sawit yang berasal dari daging buah kelapa sawit, dan CPO yang berasal dari biji kelapa sawit. Adapun CPO biasanya dipasarkan atau dijual ke luar negeri dengan tujuan Malaysia dan India. CPO ini sering digunakan sebagai bahan baku ataupun bahan campuran darin beberapa industry seperti industry pasta gigi,sabun mandi,dan kosmetik seperti lipstick. Untuk hasil yang berupa minyak kelapa sawit biasanya langsung di pasarkan dalam bentuk minyak goreng dan mentega sedangkan pemasaranya bias local,nasional, maupun internasional /export.

6.Sistem pemasaran produk

System pemasaran produk/jasa PT. PTM yaitu dengan cara dipromosikan melalui berbagai promosi online maupun offline yang di antaranya melalui mesin link back automatic sehingga iklan bisnis anda secara otomotis akan ditampilkan di puluhan hingga ratusan situs terkemuka baik di dalam maupun luar negeri, promosi via email marketing, mailing lists, forum online, direktori bisnis, social networking, organisasi perdagangan dunia, telemarketing
 ( pemasaran via telepon ), media cetak dan lain sebagainya dimana semua promosi itu ditujukan untuk menjaring buyer sebanyak – banyaknya untuk produk.Pemasaran produk juga dengan cara membuat jaringan-jaringan dagang atau relasi dengan perusahaan yang membutuhkan bahan baku dari kelapa sawit itu sendiri.



Jumat, 24 Januari 2014

Bayu Nur Afrian



TUGAS KKPI KELAS 4 SMT.7 BAYU NUR AFRIAN (4ATP1/7010)

1.     Komoditas Perusahaan Tempat PI
·         Komoditas Perusahaan PT. Salonok Ladang Mas tempat saya melaksanakan PI adalah Kelapa Sawit.

2.      Penanganan Quality Qontrol Perusahaan Tempat PI
·         Penanganan Quality Qontrol dilakukan pada Tandan Buah Segar (TBS) yang telah dipanen dan dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) berupa Gradding Buah yang dilakukan oleh Checker.

3.      Penanganan Limbah Perusahaan Tempat PI
·         Limbah padat dari pengolahan kelapa sawit menjadi CPO yang berupa Tandan Kosong (Tangkos) dimanfaatkan menjadi mulsa organik untuk tanaman kelapa sawit.

4.      HRD dan standard Pegawai Perusahaan Tempat PI
·         Karyawan merupakan penduduk asli kampong Sembuluh dan pendatang dari Kota / Provinsi serta Pulau yang lain.
·         Hari Kerja                         : Hari Senin Sampai Hari Sabtu.
·         Jam Kerja              : Senin – Kamis dan Minggu adalah 7 jam kerja (06.00 – 13.00)
: Jumat adalah 5 jam kerja (06.00 – 11.00)

5.      Produk hasil olah dan sasaran pemakai local/Eksport/ Import Perusahaan Tempat PI
·         Produk hasil olahan berupa CPO (Crude Palm Oil)
·         Sasaran pemakai adalah Local dan Eksport.

6.      System Pemasaran produk/jasa Perusahaan Tempat PI
·         Sistem Pemasaran produk yang berupa CPO (Minyak Mentah) langsung didistribusikan ke Pabrik Pengolahan Minyak Jadi, menggunakan Truk Tangki.

Temanggung, 24 Januari 2014
Pengampu
Tri Mardiyana R. SE. M.eng
Syaifal Pramudiyanto, ST

Diposkan oleh BAYU NUR AFRIANhttp://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

Rabu, 15 Mei 2013

Teknik Pembibitan Tanaman Tebu Melalui Kultur jaringan



 
Posted on November 3, 2011 at 9:55 AM 


Tanaman tebu ( Saccaharum officinarum, L ) merupakan tanaman perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab didalam batangnya terdapat zat gula. A. Sistematika Tanaman Tebu Devisio : Spermatophyta Sub devisio : Angiospermae Class : Moniocotyledoneae Ordo : Glumiflorae Famili : Poaceae Genus : Shaccharum Spesies : Shaccharum officinarum B. Syarat tumbuh tanaman tebu Syarat tubuh tebu di dalam pembudidayaannya adalah : 1. Curah Hujan Pertumbuhan tanaman tebu pada masa vegetatif menuntut jumlah hujan bulanan minimal 100 mm selama 6-7 bulan sedang masa generatif mentut 2-4 bulan kering untuk proses kemasakan tebu ( curah hujan bulanan kurang dari 100 mm ) sedangkan curah hujan tahunan 1500 – 3000 mm ( Anonymous, 1981 ) Pertumbuhan tebu normal membutuhkan pertumbuhan vegetatif selama 6-7 bulan, dalam masa itu jumlah air yang dibutuhkan untuk evapotranspirasi adalah 3-4 mm air perhari berarti jumlah hujan bulanan selama masa pertumbuhan tebu minimal 100 mm. Lawat fase vegetatif tebu memerlukan 2-4 bulan kering ( <100 mm ) untuk proses kematangan tebu bila curah hujan diatas evapotranspirasi akan berakibat kemasakan tebu terhambat dan kadar gula rendah ( Anonymous, 1981 ) Curah hujan yang tinggi pada waktu tanaman tebu mencapai umur masak akan menyebabkan pembentukan gula rendah. Sebab, sinar matahari terhalangi oleh awan, sehingga proses fotosintesis terhambat sekaligus proses pembentukan gula terhambat, terbentuknya rendemen rendah, dan tebu mencapai masak optimal terhambat pula ( Ahmad Supriyadi, 1992 ) 2. Intensitas cahaya Radiasi sinar matahari dibuthkan untuk membentuk kamar tumbuh akan mengatur pertunasan dan perpanjangan batang tebu serta dipakai untuk fotosintesis yang menghasilkan gula. ( Anonymous, 1981 ) 3. Angin Kecepatan angin kurang dari 10 km/jam sangat baik untuk pertumbuhan tebu, oleh karena itu angin dapat menurunkan suhu dan kadar gas asam arang (CO2) disekitar tajuk tebu. Kecepatan angin lebih dari10 km/jam didertai hujan lebat akan merugikan tanaman tebu karena dapat meningkatkan penguapan (Anonymous, 1981) 4. Suhu Suhu optimal untuk pertumbuhan tebu berksar 24°– 30° C sedangkan beda suhu musiamn tidak lebih dari 6°C. Beda suhu siang dan malam di dataran tidak lebih dari 10°C. 5. Kelembapan Kelembapan nisbi tinggi dapat membentuk kabut yang dapt menghalangi radiasi cahaya matahari sehingga proses fotosintesis terhambat.Kelembapan udara nisbi tidak banyak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tebu, asal cukup tersedia air dalam tanah (Anonymous, 1986).
 
Tahapan Kultur Jaringan Tebu :

1. Penyiapan media
Ø Penyiapan tabung-tabung kultur
Ø Penuangan larutan media
Ø Kegiatan pemasakan media
Ø Penutupan tabung-tabung kultur
Ø Kegiatan sterilisasi
Ø Penyimpanan media pada ruang inkubasi media
Media yang digunkan untuk perkembangbiakan kultur jaringan tebu adalah media MS dengan penggunaan ZPT untuk MS I adalah kinetin dan 2,4 D sedangkan pada MS II ZPT yang digunakan adalah kinetin dan IAA ( Komposisi media MS I dan MS II terlampir ). Dalam kegiatan pembuatan media harus menghasilkan media yang bebas dari mikroba. Oleh karena itu media yang dibuat harus disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121ºC, tekanan 1,5 psi selama 30 menit. Kemudian media yang dibuat tersebut dituang dalam botol yang sudah steril tadi lalu ditutup dengan alumunium foil..
Media yang terkontaminasi kemungkinan disebabkan karena kondisi laboratorium dan ruang pertumbuhan yang kurang steril serta tabung kultur yang tidak steril. Kondisi laboratorium yang tidak pernah dilakukan sterilisasi menggunakan formalin kemungkinan juga mempengaruhi proses pembiakan secara kultur jaringan. Penggunaan formalin ditujukan agar dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme phatogen sebagai sumber kontaminan bahkan dapat membuat mikroorganisme tersebut mati. Jadi formalin sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran pembiakan kultur jaringan.

2. Inisiasi
Ø Pengambilan eksplan
Ø Pembersihan eksplan
Ø Persiapan laminar
Ø Kegiatan penanaman/inokulasi
Ø Penyimpanan hasil inisiasi pada rak kultur

Dalam melakukan kegiatan inisiasi pengenalan eksplan sangat dibutuhkan, karena apabila kita mengetahui sifat fisiologi dari eksplan tersebut maka akan lebih mudah dalam melakukan perkembangbiakan secara kultur jaringan ini. Keadaan eksplan juga sangat menentukan sekali dalam kultur jaringan. Apabila keadaan eksplan tersebut tidak sehat atau tidak sesuai dengan kriteria sebagai eksplan yang baik maka kemungkinan besar hasil yang akan di dapat tidak akan optimal.
Adapun kriteria-kriteria tanaman Shaccharum officinarum yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah sebagai berikut: 

Ø Bebas hama dan penyakit

Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai bahan eksplan harus bebas dari hama dan penyakit tanaman. Hama yang biasa menyerang pada tanaman ini adalah penggerek pucuk, penggerek batang. Sedangkan penyakit yang sering muncul adalah penyakit mozaik yang disebabakan oleh virus. Tanda-tanda tanaman Shaccharum officinarum apabila terserang oleh penggerek pucuk adalah terdapat lorong gerek pada ibu tulang daun, deretan lubang gerekan, lorong gerek yang lurus di bagian tengah pucuk tanaman sampai ruas mudadibawah titik tumbuh. Sedangkan tanda-tanda apabila tanaman Shaccharum officinarum terserang penggerek batang adalah timbulnya bercak-bercak putih bekas gerekan pada daun, terdapat lorong gerekan pada bagian dalam pelepah serta terdapat lorong gerekan pada ruas-ruas. Penyakit mozaik yang disebabkan karena virus ini akn menimbulkan noda atau garis berwarna hijau dan kuning pada daun yang sejajar dengan bekas pembuluh.

Ø Umur tanaman Shaccharum officinarum antara 5-6 bulan

Keadaan eksplan dalam umur fisiologi juvenil akan cenderung lebih cepat berkembang dibandingkan dengan eksplan yang umur fisiologinya mendekati masa mature. Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan yang mempunyai umur fisiologi mendekati mature seringkali mengalami browning yang pada akhirnya akan menimbulkan kematian pada tanaman tersebut.
Inisiasi adalah kegiatan penanaman eksplan pada media buatan yang telah mengandung nutrisi yng dibutuhkan oleh tanaman. Sebelum melakukan kegiatan inisiasi langkah awal yang ahrus dilakukan adalah sterilisasi bahan tanam. Sterilisasi bahan tanaman (eksplan) merupakan hal penting yang dapat menentukan keberhasilan penanaman secara in vitro. Eksplan yang akan ditanam harus bebas dari mikroorganisme kontaminan. Tahap sterilisasi sering menjadi kendala utama dalam perbanyakan tanaman secara in vitro. Apalagi pada tanaman tebu yang mempunyai kandungan senyawa fenol yang cukup tinggi. Untuk tanaman Shaccharum officinarum ini tehnik sterilisasi yang digunakan sedikit dengan tanaman yang lainnya, karena eksplan yang diambil dari pucuk berbentuk pelepah yang apabila dilakukan perendaman dengan clorox atau detergent akan menimbulkan kemungkinan browning dan kontaminasi yang cukup besar. Oleh karena itu pada tanaman ini sterilisasi yang dilakukan hanya dengan melakukan penyemprotan dengan alkohol 96 % yang kemudian dibakar diatas lampu bunsen.
Pada divisi inisiasi ini penanam bertugas menyiapkan eksplan dalam kondisi yang steril sehingga dapat ditumbuhkan pada media yang sesuai dengan tanaman tersebut.
Inisiasi tanaman tebu ( Shaccharum officinarum ) :
Ø Sterilisasi eksplan ( diluar laminar ) :
1. Mengambil pucuk tebu ± 4 ruas
2. Mengupas pelepah tebu damn memotongnya menjadi lebih kecil ( ± 20 cm )
3. Mencuci dengan air mengalir
4. Membawa kedalam Laminar
Ø Sterilisasi eksplan ( didalam laminar ) :
1. Menyemprot eksplan menggunakan alcohol 96 %
2. Membakar eksplan yang telah disemprot dengan alcohol pada lampu Bunsen
3. Eksplan siap ditanam
Ø Inisiasi eksplan :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengupas pelepah tebu hingga mendapatkan bagian yang diinginkan
3. Memotong pucuk ± 10 cm
4. Memotong pucuk menjadi lebih kecil ( 2 cm )
5. Menanam pada media MS 1
6. Menyimpan pada ruang pertumbuhan
Dalam inisiasi ini sering terjadi kontaminasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
a. Keadaan eksplan
Ekspan yang akan ditanam harus bebas dari hama, penyakit maupun mikroorganisme lain yang kurang menguntungkan untuk tanaman. Umur tanaman juga mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman yang akan digunakan untuk eksplan berumur kurang dari 4-5 bulan maka kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang sangat sulit karena tanaman tebu yang masih muda mengandung senyawa fenol yang sangat tinggi sehingga akan mengakibatkan browning dan pada akhirnya eksplan akan mati. Sedangkan tanaman tebu yang berumur lebih dari 5 bulan akan sulit untuk tumbuh. Hal itu disebabkan karena tanaman berada pada masa matur/pertumbuhan yang lanjut sehingga sifat totipotensi pada sel tersebut sangat sedikit sekali atau bahkan tidak ada.
b. Aseptisitas pekerja
Kebersihan pekerja juga perlu diperhatikan didalam perkembangbiakan secara kultur jaringan ini. Apabila pekerja dalam kondisi yang aseptis maka akan memperkecil kemungkinana terjadinya kontaminasi. Sebelum pekerja memasuki ruang penanaman terlebih dahulu harus mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik, kemudian setelah berada diruang penanaman pekerja harus menyemprotkan alkohol pada badan dan tangan hingga lengan.
Keadaan pekerja yang kurang aseptik akan memungkinkan terjadinya kontaminasi. Jadi didalam perkembangbiakan secara kultur jaringan ini keseterilan pekerja juga sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan penanaman.
c. Sterilisasi alat dan bahan
Peralatan yang harus steril adalah laminar AFC , alat-alat diseksi, tabung kultur dan ain-lain. Pada laminar sudah dilengkapi dengan blower, lampu UV sehingga dapat mensterilkan ruangan dalam laminar. Akan tetapi sebelum menggunakan laminar sebaiknya disemprot menggunakan alkohol 70 %. Alat-alat diseksi juga perlu adanya sterilisasi, apabila alat-alat tersebut tidak disterilisasi kemungkinan unutk terjadinya kontaminasi akan besar karena bekas-bekas eksplan ataupun media yang tersisa pada alat-alat diseksi akan mejadi sumber kontaminan. Oleh karena itu alat-alat diseksi juga perlu disterilisasi. Sterilisasi tabung dilakukan menggunakan oven.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan inisiasi/penanaman yakni sebagai berikut :
Ø Alat dan bahan yang dimasukkan dalam laminar harus dipastikan dalam keadaan steril sehingga perlu dilakukan penyemprotan dengan alkohol 70 %
Ø Untuk mengurangi masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan, sebelum membuka tabung kultur sebaiknya mulut tabung digarang pada api terlebih dahulu
Ø Kegiatan penanaman diusahakan dilakukan dengan cepat, karena semakin cepat dilakukan penanaman maka eksplan tidak akan terlalu lama berikatan dengan oksigen sehingga kemungkinan untuk browning semakin kecil

3. Subkultur

Kultur jaringan pada tebu mulai dari eksplan – kalus – tunas – planlet. Kegiatan sub kultur yang dilakukan pada tanaman tebu yang pertama adalah dalam bentuk kalus. Seteleh melakukan penanaman (inisiasi) dalam jangka waktu 1,5 bulan tumbuh menjadi kalus, kemudian kalus tersebut di sub kultur dan ditanam lagi ke media MS I. setelah kalus tadi menjadi banyak maka dilakukan sub kultur ulang dan dipindhkan ke media MS II unutk mendapatkan tunas. Setelah menjadi tanaman lengkap ± 3 – 4 dilakukan sub kultur lagi (rooting) unutk memperbenyak tunas sekaliguas untuk perakaran. Kemudian dari media MS II padat dipindahkan kemedia MS II cair. Planlet yang dipindahkan pada media MS II cair selain untuk mendapatkan akar, planlet yang dipindahkan pada MS II cair beatangnya akan lebih besar dan kuat sehingga kemungkinan untuk hidup pasca aklimatisasi sangat besar. Hal itu disebabkan pada media cair planlet mengadsorsi nutrisi yang terdapat pada media dengan sempurna. Sehingga kebutuhan nutrisi tanaman dapat terpenuhi secara optimal.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam sub kultuur tebu adalah :
· Laminar air flow cabinet
· Alat diseksi
· Lampu spirtus
· Alumunium foil
· Alcohol
· Alcohol rendaman
· Tabung kultur
· Media MS I dan II
Adapun prosedur sub kultur I dan II adalah sebagai berikut :
Ø Menyiapkan alat dan bahan
Ø Membuka alumunium foil sebagai penutup dari tabung kultur yang sebelumnya sudah digarang terlebih dahulu
Untuk SK I
Ø Mengeluarkan kalus dari tabung kultur (untuk SK I )
Ø Memotong-motong kalus menjadi kecil ( sebesar biji kacang hijau )
Ø Menanam pada media SK I
Ø Menutup tabung kultur menggunakan alumunium foil
Ø Menyimpan pada ruang inkubasi
Ø Melakukan pengamatan
Untuk SK II pada media padat
Ø Mengeluarkan planlet dari tabung kultur
Ø Membersihkan planlet dari sisa-sisa agar-agar
Ø Memotong akar yang terlalu panjang
Ø Memangkas / mengurangi daun planlet tebu
Ø Memisahkan planlet yang berumpun menjadi individu
Ø Menanam pada media MS II padat
Ø Menutup tabung kultur menggunakan alumunium foil
Ø Menyimpan pada ruang inkubasi
Ø Melakukan pengamatan
Untuk SK II pada media cair
Ø Mengeluarkan planlet dari tabung kultur
Ø Membersihkan planlet dari sisa-sisa agar-agar
Ø Memotong akar yang terlalu panjang
Ø Memangkas / mengurangi daun planlet tebu
Ø Memisahkan planlet yang berumpun menjadi individu
Ø Menanam pada media MS II cair
Ø Menutup tabung kultur menggunakan alumunium foil
Ø Menyimpan pada ruang inkubasi
4. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah masa adaptasi tanaman hasil pembiakan secara kultur jaringan yang semula kondisinya terkendali kemudian menjadi berubah pada lingkungan yang tidak terkendali, disamping itu tanaman juga harus mengubah pola hidupnya dari tanaman heterotrof menjadi tanaman autotrof. Tahap ini tidak kalah pentingnya dalam pembiakan secara kultur jaringan. Apabila dalam tahap aklimatisasi berhasil maka secara keseluruhan perkembangbiakan secara kultur jaringan berhasil pula. Masa aklimatisasi ini merupakan masa kritis bagi tanaman karena tanaman yang semula mendapat nutrisi dari media secara tiba-tiba harus mencari makanan (nutrisi) sendiri.
Pada dasarnya proses aklimatisasi planlet dihadapkan pada :
Ø Kelembaban yang berkurang
Ø Temperatur yang lebih tinggi
Ø Intensitas cahaya yang lebih tinggi
Ø Perlu mengadakan proses fotosintetis
Ø Adanya serangan hama dan penyakit
Dengan demikian agar dapat terhindar dari hal-hal diatas maka perlu diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Penyiapan media planlet
2. Sleksi planlet
3. Pencucian planlet
4. Perlakuan planlet dengan fungisida atau bakterisida
5. Penanaman
6. Pemeliharaan
7. Pemindahan ketempat pembibitan
Aklimatisasi dilakukan apabila planlet sudah mempunyai akar, daun sudah nampak hijau dan mempunyai batang. Aklimatisasi sebaiknya dilakukan di dalam green house atau tempat yang ternaungi. Media untuk aklimatisasi dapat menggunakan dengan perbandingan beberapa bahan tertentu, dalam kegiatan aklimatisasi tanaman tebu menggunkan media campuran antara tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1:2
Media yang digunakan dalam kegiatan aklimatisasi sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu dengan formalin. Media tersebut dimasukkan kedalam drum kemudian disemprot dengan formalin, lalu didiamkan selama 2 minggu setelah itu media tersebut dijemur hingga formalin menguap. Media yang telah disterilisasi tadi diletakkan dalam bedengan/seed box yang berada didalam screen house. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan aklimatisasi adalah: Alat tulis, bak semai, pisau, gunting, gembor sementara bahannya adalah planlet, media aklimatisasi (campuran antara tanah, pasir dan kompos) dan tali rafia.

Adapun prosedur kerja dalam aklimatisasi tanaman tebu adalah
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mencampur media antara pasir, tanah, kompos dengan perbandingan 1:1:2
3. Mengisi bak semai dengan media yang telah dicampur
4. Mengeluarkan planlet dari botol kultur secara hati-hati
5. Membersihkan akar tanaman dari sisa-sisa agar yang menempel dengan air mengalir.
6. Merendam planlet pada larutan fungisida
7. Memangkas daun dan akar tanaman untuk mengurangi penguapan
8. Menanam planlet pada bedengan/bak semai
9. Menyiram tanaman dengan menggunakan sprayer hingga diperoleh hasil semprotan yang lebih halus.
10. Membersihkan alat yang digunakan
Setelah tanaman selesai ditanam pada bedengan maka dalam rentang waktu 1- 1,5 bulan maka tanaman di pindahkan pada polybag. Dimana alat dan bahan yang diguanakan antara lain adalah polybag, gunting, media pertumbuhan ( tanah, pasir dan kompos ). Adapun prosedur pemindahannya adalah :
Ø Menyiapkan alat dan bahan
Ø Mencabut tanaman yang berasal dari bedengan
Ø Memotong akar ¾ bagian dan memangkas daun yang ada
Ø Memasukkan media tanah, pasir dan kompos dalam polybag
Ø Memisahkan tanaman yang menjadi satu rumpun hingga menjadi tanaman individu
Ø Menanam pada media yang telah disiapkan
Ø Membersihkan alat yang telah digunakan
Ø Menyiram tanaman yang baru dipindahkan tersebut

Setelah tanaman diaklimatisasi tahap selanjutnya adalah perawatan tanaman hasil aklimatisasi. Tanaman yang berada dalam bedengan diberi pupuk ZA 3 gr/liter setiap satu minggu sekali. Selain itu penyirman dilakukan setiap hari selain itu juga rumput perlu disiangi setiap satu munggu sekali. Sedangkan tanaman yang berada di polybag pemumupukan dilakukan setiap satu minggu sekali.

 Sumber : http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/10011843-teknik-pembibitan-tanaman-tebu-melalui-kultur-jaringan