Posted on November 3, 2011 at 9:55 AM
|
Tanaman tebu ( Saccaharum officinarum, L ) merupakan tanaman
perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab didalam batangnya
terdapat zat gula. A. Sistematika Tanaman Tebu Devisio : Spermatophyta Sub
devisio : Angiospermae Class : Moniocotyledoneae Ordo : Glumiflorae Famili :
Poaceae Genus : Shaccharum Spesies : Shaccharum officinarum B. Syarat tumbuh
tanaman tebu Syarat tubuh tebu di dalam pembudidayaannya adalah : 1. Curah
Hujan Pertumbuhan tanaman tebu pada masa vegetatif menuntut jumlah hujan
bulanan minimal 100 mm selama 6-7 bulan sedang masa generatif mentut 2-4 bulan
kering untuk proses kemasakan tebu ( curah hujan bulanan kurang dari 100 mm )
sedangkan curah hujan tahunan 1500 – 3000 mm ( Anonymous, 1981 ) Pertumbuhan
tebu normal membutuhkan pertumbuhan vegetatif selama 6-7 bulan, dalam masa itu
jumlah air yang dibutuhkan untuk evapotranspirasi adalah 3-4 mm air perhari
berarti jumlah hujan bulanan selama masa pertumbuhan tebu minimal 100 mm. Lawat
fase vegetatif tebu memerlukan 2-4 bulan kering ( <100 mm ) untuk proses
kematangan tebu bila curah hujan diatas evapotranspirasi akan berakibat
kemasakan tebu terhambat dan kadar gula rendah ( Anonymous, 1981 ) Curah hujan
yang tinggi pada waktu tanaman tebu mencapai umur masak akan menyebabkan
pembentukan gula rendah. Sebab, sinar matahari terhalangi oleh awan, sehingga
proses fotosintesis terhambat sekaligus proses pembentukan gula terhambat,
terbentuknya rendemen rendah, dan tebu mencapai masak optimal terhambat pula (
Ahmad Supriyadi, 1992 ) 2. Intensitas cahaya Radiasi sinar matahari dibuthkan
untuk membentuk kamar tumbuh akan mengatur pertunasan dan perpanjangan batang
tebu serta dipakai untuk fotosintesis yang menghasilkan gula. ( Anonymous, 1981
) 3. Angin Kecepatan angin kurang dari 10 km/jam sangat baik untuk pertumbuhan
tebu, oleh karena itu angin dapat menurunkan suhu dan kadar gas asam arang
(CO2) disekitar tajuk tebu. Kecepatan angin lebih dari10 km/jam didertai hujan
lebat akan merugikan tanaman tebu karena dapat meningkatkan penguapan
(Anonymous, 1981) 4. Suhu Suhu optimal untuk pertumbuhan tebu berksar 24°– 30°
C sedangkan beda suhu musiamn tidak lebih dari 6°C. Beda suhu siang dan malam
di dataran tidak lebih dari 10°C. 5. Kelembapan Kelembapan nisbi tinggi dapat
membentuk kabut yang dapt menghalangi radiasi cahaya matahari sehingga proses
fotosintesis terhambat.Kelembapan udara nisbi tidak banyak berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman tebu, asal cukup tersedia air dalam tanah (Anonymous,
1986).
Tahapan Kultur Jaringan Tebu :
1. Penyiapan media
Ø Penyiapan tabung-tabung kultur
Ø Penuangan larutan media
Ø Kegiatan pemasakan media
Ø Penutupan tabung-tabung kultur
Ø Kegiatan sterilisasi
Ø Penyimpanan media pada ruang inkubasi media
Media yang digunkan untuk perkembangbiakan kultur jaringan
tebu adalah media MS dengan penggunaan ZPT untuk MS I adalah kinetin dan 2,4 D
sedangkan pada MS II ZPT yang digunakan adalah kinetin dan IAA ( Komposisi
media MS I dan MS II terlampir ). Dalam kegiatan pembuatan media harus
menghasilkan media yang bebas dari mikroba. Oleh karena itu media yang dibuat
harus disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu 121ºC, tekanan 1,5
psi selama 30 menit. Kemudian media yang dibuat tersebut dituang dalam botol
yang sudah steril tadi lalu ditutup dengan alumunium foil..
Media yang terkontaminasi kemungkinan disebabkan karena
kondisi laboratorium dan ruang pertumbuhan yang kurang steril serta tabung
kultur yang tidak steril. Kondisi laboratorium yang tidak pernah dilakukan
sterilisasi menggunakan formalin kemungkinan juga mempengaruhi proses pembiakan
secara kultur jaringan. Penggunaan formalin ditujukan agar dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme phatogen sebagai sumber kontaminan bahkan dapat
membuat mikroorganisme tersebut mati. Jadi formalin sangat diperlukan untuk
menunjang kelancaran pembiakan kultur jaringan.
2. Inisiasi
Ø Pengambilan eksplan
Ø Pembersihan eksplan
Ø Persiapan laminar
Ø Kegiatan penanaman/inokulasi
Ø Penyimpanan hasil inisiasi pada rak kultur
Dalam melakukan kegiatan inisiasi pengenalan eksplan sangat
dibutuhkan, karena apabila kita mengetahui sifat fisiologi dari eksplan
tersebut maka akan lebih mudah dalam melakukan perkembangbiakan secara kultur
jaringan ini. Keadaan eksplan juga sangat menentukan sekali dalam kultur
jaringan. Apabila keadaan eksplan tersebut tidak sehat atau tidak sesuai dengan
kriteria sebagai eksplan yang baik maka kemungkinan besar hasil yang akan di
dapat tidak akan optimal.
Adapun kriteria-kriteria tanaman Shaccharum officinarum
yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah sebagai berikut:
Ø Bebas hama dan penyakit
Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai bahan eksplan
harus bebas dari hama dan penyakit tanaman. Hama yang biasa menyerang pada
tanaman ini adalah penggerek pucuk, penggerek batang. Sedangkan penyakit yang
sering muncul adalah penyakit mozaik yang disebabakan oleh virus. Tanda-tanda
tanaman Shaccharum officinarum apabila terserang oleh penggerek pucuk
adalah terdapat lorong gerek pada ibu tulang daun, deretan lubang gerekan,
lorong gerek yang lurus di bagian tengah pucuk tanaman sampai ruas mudadibawah
titik tumbuh. Sedangkan tanda-tanda apabila tanaman Shaccharum officinarum
terserang penggerek batang adalah timbulnya bercak-bercak putih bekas gerekan
pada daun, terdapat lorong gerekan pada bagian dalam pelepah serta terdapat
lorong gerekan pada ruas-ruas. Penyakit mozaik yang disebabkan karena virus ini
akn menimbulkan noda atau garis berwarna hijau dan kuning pada daun yang
sejajar dengan bekas pembuluh.
Ø Umur tanaman Shaccharum officinarum antara 5-6
bulan
Keadaan eksplan dalam umur fisiologi juvenil akan cenderung
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan eksplan yang umur fisiologinya
mendekati masa mature. Bagian tanaman yang akan digunakan sebagai eksplan yang
mempunyai umur fisiologi mendekati mature seringkali mengalami browning yang
pada akhirnya akan menimbulkan kematian pada tanaman tersebut.
Inisiasi adalah kegiatan penanaman eksplan pada media buatan
yang telah mengandung nutrisi yng dibutuhkan oleh tanaman. Sebelum melakukan
kegiatan inisiasi langkah awal yang ahrus dilakukan adalah sterilisasi bahan
tanam. Sterilisasi bahan tanaman (eksplan) merupakan hal penting yang dapat
menentukan keberhasilan penanaman secara in vitro. Eksplan yang akan ditanam
harus bebas dari mikroorganisme kontaminan. Tahap sterilisasi sering menjadi
kendala utama dalam perbanyakan tanaman secara in vitro. Apalagi pada tanaman
tebu yang mempunyai kandungan senyawa fenol yang cukup tinggi. Untuk tanaman
Shaccharum officinarum ini tehnik sterilisasi yang digunakan sedikit dengan
tanaman yang lainnya, karena eksplan yang diambil dari pucuk berbentuk pelepah
yang apabila dilakukan perendaman dengan clorox atau detergent akan menimbulkan
kemungkinan browning dan kontaminasi yang cukup besar. Oleh karena itu pada
tanaman ini sterilisasi yang dilakukan hanya dengan melakukan penyemprotan
dengan alkohol 96 % yang kemudian dibakar diatas lampu bunsen.
Pada divisi inisiasi ini penanam bertugas menyiapkan eksplan
dalam kondisi yang steril sehingga dapat ditumbuhkan pada media yang sesuai
dengan tanaman tersebut.
Inisiasi tanaman tebu ( Shaccharum officinarum ) :
Ø Sterilisasi eksplan ( diluar laminar ) :
1. Mengambil pucuk tebu ± 4 ruas
2. Mengupas pelepah tebu damn memotongnya menjadi lebih
kecil ( ± 20 cm )
3. Mencuci dengan air mengalir
4. Membawa kedalam Laminar
Ø Sterilisasi eksplan ( didalam laminar ) :
1. Menyemprot eksplan menggunakan alcohol 96 %
2. Membakar eksplan yang telah disemprot dengan alcohol pada
lampu Bunsen
3. Eksplan siap ditanam
Ø Inisiasi eksplan :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengupas pelepah tebu hingga mendapatkan bagian yang
diinginkan
3. Memotong pucuk ± 10 cm
4. Memotong pucuk menjadi lebih kecil ( 2 cm )
5. Menanam pada media MS 1
6. Menyimpan pada ruang pertumbuhan
Dalam inisiasi ini sering terjadi kontaminasi, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
a. Keadaan eksplan
Ekspan yang akan ditanam harus bebas dari hama, penyakit
maupun mikroorganisme lain yang kurang menguntungkan untuk tanaman. Umur
tanaman juga mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman yang akan
digunakan untuk eksplan berumur kurang dari 4-5 bulan maka kemungkinan untuk
tumbuh dan berkembang sangat sulit karena tanaman tebu yang masih muda
mengandung senyawa fenol yang sangat tinggi sehingga akan mengakibatkan
browning dan pada akhirnya eksplan akan mati. Sedangkan tanaman tebu yang
berumur lebih dari 5 bulan akan sulit untuk tumbuh. Hal itu disebabkan karena
tanaman berada pada masa matur/pertumbuhan yang lanjut sehingga sifat
totipotensi pada sel tersebut sangat sedikit sekali atau bahkan tidak ada.
b. Aseptisitas pekerja
Kebersihan pekerja juga perlu diperhatikan didalam
perkembangbiakan secara kultur jaringan ini. Apabila pekerja dalam kondisi yang
aseptis maka akan memperkecil kemungkinana terjadinya kontaminasi. Sebelum
pekerja memasuki ruang penanaman terlebih dahulu harus mencuci tangan
menggunakan sabun antiseptik, kemudian setelah berada diruang penanaman pekerja
harus menyemprotkan alkohol pada badan dan tangan hingga lengan.
Keadaan pekerja yang kurang aseptik akan memungkinkan
terjadinya kontaminasi. Jadi didalam perkembangbiakan secara kultur jaringan
ini keseterilan pekerja juga sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan
penanaman.
c. Sterilisasi alat dan bahan
Peralatan yang harus steril adalah laminar AFC , alat-alat
diseksi, tabung kultur dan ain-lain. Pada laminar sudah dilengkapi dengan blower,
lampu UV sehingga dapat mensterilkan ruangan dalam laminar. Akan tetapi sebelum
menggunakan laminar sebaiknya disemprot menggunakan alkohol 70 %. Alat-alat
diseksi juga perlu adanya sterilisasi, apabila alat-alat tersebut tidak
disterilisasi kemungkinan unutk terjadinya kontaminasi akan besar karena
bekas-bekas eksplan ataupun media yang tersisa pada alat-alat diseksi akan
mejadi sumber kontaminan. Oleh karena itu alat-alat diseksi juga perlu
disterilisasi. Sterilisasi tabung dilakukan menggunakan oven.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
inisiasi/penanaman yakni sebagai berikut :
Ø Alat dan bahan yang dimasukkan dalam laminar harus
dipastikan dalam keadaan steril sehingga perlu dilakukan penyemprotan dengan
alkohol 70 %
Ø Untuk mengurangi masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan, sebelum membuka tabung kultur sebaiknya mulut tabung digarang pada
api terlebih dahulu
Ø Kegiatan penanaman diusahakan dilakukan dengan cepat,
karena semakin cepat dilakukan penanaman maka eksplan tidak akan terlalu lama
berikatan dengan oksigen sehingga kemungkinan untuk browning semakin kecil
3. Subkultur
Kultur jaringan pada tebu mulai dari eksplan – kalus – tunas
– planlet. Kegiatan sub kultur yang dilakukan pada tanaman tebu yang pertama
adalah dalam bentuk kalus. Seteleh melakukan penanaman (inisiasi) dalam jangka
waktu 1,5 bulan tumbuh menjadi kalus, kemudian kalus tersebut di sub kultur dan
ditanam lagi ke media MS I. setelah kalus tadi menjadi banyak maka dilakukan
sub kultur ulang dan dipindhkan ke media MS II unutk mendapatkan tunas. Setelah
menjadi tanaman lengkap ± 3 – 4 dilakukan sub kultur lagi (rooting) unutk
memperbenyak tunas sekaliguas untuk perakaran. Kemudian dari media MS II padat
dipindahkan kemedia MS II cair. Planlet yang dipindahkan pada media MS II cair
selain untuk mendapatkan akar, planlet yang dipindahkan pada MS II cair
beatangnya akan lebih besar dan kuat sehingga kemungkinan untuk hidup pasca
aklimatisasi sangat besar. Hal itu disebabkan pada media cair planlet
mengadsorsi nutrisi yang terdapat pada media dengan sempurna. Sehingga
kebutuhan nutrisi tanaman dapat terpenuhi secara optimal.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam sub kultuur tebu
adalah :
· Laminar air flow cabinet
· Alat diseksi
· Lampu spirtus
· Alumunium foil
· Alcohol
· Alcohol rendaman
· Tabung kultur
· Media MS I dan II
Adapun prosedur sub kultur I dan II adalah sebagai berikut :
Ø Menyiapkan alat dan bahan
Ø Membuka alumunium foil sebagai penutup dari tabung kultur
yang sebelumnya sudah digarang terlebih dahulu
Untuk SK I
Ø Mengeluarkan kalus dari tabung kultur (untuk SK I )
Ø Memotong-motong kalus menjadi kecil ( sebesar biji kacang
hijau )
Ø Menanam pada media SK I
Ø Menutup tabung kultur menggunakan alumunium foil
Ø Menyimpan pada ruang inkubasi
Ø Melakukan pengamatan
Untuk SK II pada media padat
Ø Mengeluarkan planlet dari tabung kultur
Ø Membersihkan planlet dari sisa-sisa agar-agar
Ø Memotong akar yang terlalu panjang
Ø Memangkas / mengurangi daun planlet tebu
Ø Memisahkan planlet yang berumpun menjadi individu
Ø Menanam pada media MS II padat
Ø Menutup tabung kultur menggunakan alumunium foil
Ø Menyimpan pada ruang inkubasi
Ø Melakukan pengamatan
Untuk SK II pada media cair
Ø Mengeluarkan planlet dari tabung kultur
Ø Membersihkan planlet dari sisa-sisa agar-agar
Ø Memotong akar yang terlalu panjang
Ø Memangkas / mengurangi daun planlet tebu
Ø Memisahkan planlet yang berumpun menjadi individu
Ø Menanam pada media MS II cair
Ø Menutup tabung kultur menggunakan alumunium foil
Ø Menyimpan pada ruang inkubasi
4. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah masa adaptasi
tanaman hasil pembiakan secara kultur jaringan yang semula kondisinya
terkendali kemudian menjadi berubah pada lingkungan yang tidak terkendali,
disamping itu tanaman juga harus mengubah pola hidupnya dari tanaman heterotrof
menjadi tanaman autotrof. Tahap ini tidak kalah pentingnya dalam pembiakan
secara kultur jaringan. Apabila dalam tahap aklimatisasi berhasil maka secara
keseluruhan perkembangbiakan secara kultur jaringan berhasil pula. Masa aklimatisasi
ini merupakan masa kritis bagi tanaman karena tanaman yang semula mendapat
nutrisi dari media secara tiba-tiba harus mencari makanan (nutrisi) sendiri.
Pada dasarnya proses aklimatisasi planlet dihadapkan pada :
Ø Kelembaban yang berkurang
Ø Temperatur yang lebih tinggi
Ø Intensitas cahaya yang lebih tinggi
Ø Perlu mengadakan proses fotosintetis
Ø Adanya serangan hama dan penyakit
Dengan demikian agar dapat terhindar dari hal-hal diatas
maka perlu diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Penyiapan media planlet
2. Sleksi planlet
3. Pencucian planlet
4. Perlakuan planlet dengan fungisida atau bakterisida
5. Penanaman
6. Pemeliharaan
7. Pemindahan ketempat pembibitan
Aklimatisasi dilakukan apabila planlet sudah mempunyai akar,
daun sudah nampak hijau dan mempunyai batang. Aklimatisasi sebaiknya dilakukan
di dalam green house atau tempat yang ternaungi. Media untuk aklimatisasi dapat
menggunakan dengan perbandingan beberapa bahan tertentu, dalam kegiatan
aklimatisasi tanaman tebu menggunkan media campuran antara tanah, pasir dan
kompos dengan perbandingan 1:1:2
Media yang digunakan dalam kegiatan aklimatisasi sebaiknya
disterilisasi terlebih dahulu dengan formalin. Media tersebut dimasukkan
kedalam drum kemudian disemprot dengan formalin, lalu didiamkan selama 2 minggu
setelah itu media tersebut dijemur hingga formalin menguap. Media yang telah
disterilisasi tadi diletakkan dalam bedengan/seed box yang berada didalam
screen house. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan aklimatisasi
adalah: Alat tulis, bak semai, pisau, gunting, gembor sementara bahannya adalah
planlet, media aklimatisasi (campuran antara tanah, pasir dan kompos) dan tali
rafia.
Adapun prosedur kerja dalam aklimatisasi tanaman tebu adalah
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mencampur media antara pasir, tanah, kompos dengan
perbandingan 1:1:2
3. Mengisi bak semai dengan media yang telah dicampur
4. Mengeluarkan planlet dari botol kultur secara hati-hati
5. Membersihkan akar tanaman dari sisa-sisa agar yang
menempel dengan air mengalir.
6. Merendam planlet pada larutan fungisida
7. Memangkas daun dan akar tanaman untuk mengurangi
penguapan
8. Menanam planlet pada bedengan/bak semai
9. Menyiram tanaman dengan menggunakan sprayer hingga
diperoleh hasil semprotan yang lebih halus.
10. Membersihkan alat yang digunakan
Setelah tanaman selesai ditanam pada bedengan maka dalam
rentang waktu 1- 1,5 bulan maka tanaman di pindahkan pada polybag. Dimana alat
dan bahan yang diguanakan antara lain adalah polybag, gunting, media pertumbuhan
( tanah, pasir dan kompos ). Adapun prosedur pemindahannya adalah :
Ø Menyiapkan alat dan bahan
Ø Mencabut tanaman yang berasal dari bedengan
Ø Memotong akar ¾ bagian dan memangkas daun yang ada
Ø Memasukkan media tanah, pasir dan kompos dalam polybag
Ø Memisahkan tanaman yang menjadi satu rumpun hingga menjadi
tanaman individu
Ø Menanam pada media yang telah disiapkan
Ø Membersihkan alat yang telah digunakan
Ø Menyiram tanaman yang baru dipindahkan tersebut
Setelah tanaman diaklimatisasi tahap selanjutnya adalah
perawatan tanaman hasil aklimatisasi. Tanaman yang berada dalam bedengan diberi
pupuk ZA 3 gr/liter setiap satu minggu sekali. Selain itu penyirman dilakukan
setiap hari selain itu juga rumput perlu disiangi setiap satu munggu sekali. Sedangkan
tanaman yang berada di polybag pemumupukan dilakukan setiap satu minggu sekali.
Sumber : http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/10011843-teknik-pembibitan-tanaman-tebu-melalui-kultur-jaringan